Kawah Ijen

Kawah Ijen

Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia. Yaitu memiliki tingkat keasaman mendekati nol, sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat. Namun, dibalik semua itu, ternyata kawah ini menyajikan pesona keindahan yang menakjubkan. Pesona Keindahan Kawah Ijen
Kawah Ijen dari atas Gunung Ijen terlihat sangat indah. Kawah ini merupakan danau yang besar berwarna hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang sangat memesona. Selain itu, udara dingin dengan suhu 10 derajat celcius, bahkan bisa mencapai suhu 2 derajat celcius, akan menambah sensasi tersendiri. Berbagai tanaman yang hanya ada di dataran tinggi juga dapat Anda temukan, seperti Bunga Edelweis dan Cemara Gunung.
Saat pagi hari, ketika matahari mulai menyinari kawasan Kawah Ijen, pemandangan yang indah dapat Anda nikmati. Kawah Ijen yang berwarna hijau kebiruan akan ditambah cahaya matahari yang berwarna keemasan memantul di kawah tersebut.
Di sekitar lereng kawah terhampar pohon Manisrejo (cantiqi) yang berdaun kemerahan, sedangkan batuan dinding kawah berwarna belerang, kekuningan, kondisi-kondisi inilah yang membuat panorama alam disini begitu mengesankan untuk dinikmati.
Dari Kawah Ijen layangkan pandangan ke sekitarnya, akan terlihat rangkaian gunung lain di wilayah Pegunungan Ijen, seperti Gunung Merapi di timur, Gunung Raung, Gunung Suket, Gunung Rante dan sebagainya.
Selain itu fenomena alam lain yang terdapat di kawah Ijen yang tidak boleh dilewatkan adalah Blue Fire atau Api Biru, yang muncul di tengah-tengah penambangan sulphur, dan hanya bisa dilihat pada dini hari hingga menjelang pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB.
Fenomena blue fire ini hanya ada dua di dunia, selain di Ijen hanya ada di Islandia. Maka tak heran keberadaan si api biru ini begitu sangat diburu para wisatawan, khususnya turis asing. Salah satu yang menjadi perhatian pengunjung di kawasan Kawah Ijen adalah adanya penambang belerang tradisional.
Mereka dengan berani mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan keranjang. Para penambang belerang ini mengambil belerang dari dasar kawah. Di sini asap cukup tebal, namun dengan peralatan penutup hidung sekadarnya seperti sarung, mereka tetap mencari lelehan belerang. Lelehan belerang didapat dari pipa yang menuju sumber gas vulkanik yang mengandung sulfur. Gas ini dialirkan melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang berwarna merah. Setelah membeku belerang berwarna kuning.
cara dipikul melalui jalan setapak. Beban yang dipikul cukup berat antara 80 hingga 100 kg. Para penambang sudah terbiasa memikul beban yang berat ini sambil menyusuri jalan setapak di tebing kaldera yang begitu curam menuruni gunung sejauh 3 kilometer.
Cendera mata khas Kawah Ijen yang terbuat dari belerang buatan para penambang Selain itu, para penambang juga memanfaatkan sedikit kreativitas mereka dengan membuat cendera mata dari belerang yang dicetak dalam aneka bentuk yang unik, seperti kura-kura, kepiting, boneka hello kitty dan sebagainya. Banyak pengunjung yang membeli karena tersentuh untuk sedikit membantu menambah penghasilan mereka. Padahal itulah cendera tangan khas Kawah Ijen.

TIPS BERWISATA

  1. Makan dan istirahat yang cukup sebelum pendakian. Jangan begadang.
  2. Kenakan busana serba tebal untuk antisipasi suhu dingin, terutama ketika melakukan pendakian tengah malam untuk melihat Blue Fire.
  3. Kenakan sepatu olahraga dengan alas kaki yang tidak licin.
  4. Kenakan juga penutup kepala, sarung tangan, dan terutama masker mulut untuk antisipasi mengirup asap belerang.
  5. Barang yang wajib dibawa: jas hujan, senter kecil, oksigen kaleng atau obat bagi penderita asma.
  6. Mulailah berjalan dengan ritme perlahan sampai ritme sedang. Disarankan rehat sejenak 1-2 kali di tengah pendakian.
  7. Minum air dapat mengurangi rasa haus dan kering tenggorokan karena pengaruh asap belerang.

FASILITAS

  1. Warung makanan – Di sekitar loket masuk Kawah Ijen ada banyak warung makanan dan juga tempat makan yang bisa dikunjungi untuk sekadar sarapan mengisi tenaga sebelum mendaki. Makanan yang disajikan cukup lengkap dan bisa menghangatkan badan.
  2. Toilet – Masih di sekitar loket masuk, ada toliet umum yang bisa digunakan untuk keperluan buang air kecil dan buang air besar.
  3. Lokasi parkir – Ada lokasi parkir kendaraan baik roda 2 maupun roda 4 yang cukup luas dan bisa menampung kendaraan wisatawan.
  4. Persewaan masker – Karena Kawah Ijen ini masih aktif, maka wisatawan disarankan untuk menyewa masker khusus untuk menghindari bau belerang yang berbahaya
  5. Jalur pendakian luas – Tidak seperti gunung lainnya yang memiliki jalur pendakian yang sempit, Kawah Ijen ini bisa didaki dengan jalur pendakian yang cukup luas dan lapang sehingga relatif tidak berbahaya. Namun tetap perlu untuk berhati-hati agar selamat sampau tujuan.
  6. “Taksi” lokal – Jika wisatawan tidak kuat mendaki, karena memang jalurnya sangat terjal, wisatawan bisa naik “taksi” lokal, yaitu sebuah gerobak yang bisa dinaiki dan didorong atau ditarik oleh penduduk lokal untuk membantu sampai di puncak.
  7. Melihat penambang belerang – Kawah Ijen menjadi mata pencaharian bagi sebagian warga lokal di sekitarnya untuk menambang belerang. Wisatawan yang datang bisa melihat kegiatan tersebut di pagi harinya.
  8. Sunrise view point – Di sekitar Kawah Ijen ada spot untuk melihat sunrise atau matahari terbit terbaik.
  9. Blue Fire – Blue fire bisa disaksikan jika perjalanan pendakian Anda cepat, karena blue fire akan hilang jika fajar telah menyingsing.

Artikel ini direview oleh :

  1. indonesiaholiday.co.id
  2. batumalangtransco.com
  3. indonesiaholiday.id
  4. dreamholidays.co.id
  5. wisata-batumalang.com

Leave a Comment